MENGAPA NABI MELARANG MENIUP AIR PANAS..??
Inilah jawabannya
Nabi melarang sahabatnya meniup air panas yang
akan diminum. Beliau tidak menerangkan tetapi melarang keras hal tersebut.
Ternyata dalam penelitian sains, air panas (H2O) yang bertemu dengan karbondioksida (CO2) yang dihembuskan oleh mulut, maka akan menghasilkan persenyawaan H2CO3 (asam karbonat). Dan jika asam karbonat itu masuk dalam tubuh manusia,maka dapat menyebabkan penyakit jantung.
Subhanallah...
rupanya itu rahasianya...
Subhanallah..
Total Tayangan Halaman
Senin, 27 Januari 2014
Jumat, 24 Januari 2014
THE MEANING OF LOVE…..
THE MEANING OF LOVE…..
Braakkk!!!!
Aku memukul meja karena kesal. Berbekal muka kusut dan bibir cemberut berhasil membuat mama berdecak melihatku.
“kenapa kok mukanya kaya di tekuk gitu?” Tanya mama dengan lembut. Ku balas dengan masuk ke kamar tanpa menghiraukan pertanyaan mama. Mama hanya menggelengkan kepalanya. Mungkin heran dengan tingkah laku anak pertamanya ini yang pulang dari sekolah membawa suasana badmood.
“uuh! Kenapa sih harus kaya gini ceritanya!! Aku selalu dapat masalah setiap aku menginginkan sesuatu. Termasuk menyukainya!!! Argh!” gurutuku kesal.
Aku mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang mempunyai nasib sial. Ya, setiap ada yang perhatian ke aku, aku selalu membiarkannya sampai 1 minggu, jika tetap perhatian, kesimpulan sememtaraku adalah dia suka kepadaku. Setidaknya simpatik padaku.
Tetapi, setelah 1 bulan ku rasa perhatiannya semakin sering menimpaku. Yang di status facebook sering kaya bales-balesan, sering sindir-sindiran, dsb. Jadi, statusku sama si-doi nyambung kalo digabungin. Jelas dan ketara banget.
Aku memukul meja karena kesal. Berbekal muka kusut dan bibir cemberut berhasil membuat mama berdecak melihatku.
“kenapa kok mukanya kaya di tekuk gitu?” Tanya mama dengan lembut. Ku balas dengan masuk ke kamar tanpa menghiraukan pertanyaan mama. Mama hanya menggelengkan kepalanya. Mungkin heran dengan tingkah laku anak pertamanya ini yang pulang dari sekolah membawa suasana badmood.
“uuh! Kenapa sih harus kaya gini ceritanya!! Aku selalu dapat masalah setiap aku menginginkan sesuatu. Termasuk menyukainya!!! Argh!” gurutuku kesal.
Aku mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang mempunyai nasib sial. Ya, setiap ada yang perhatian ke aku, aku selalu membiarkannya sampai 1 minggu, jika tetap perhatian, kesimpulan sememtaraku adalah dia suka kepadaku. Setidaknya simpatik padaku.
Tetapi, setelah 1 bulan ku rasa perhatiannya semakin sering menimpaku. Yang di status facebook sering kaya bales-balesan, sering sindir-sindiran, dsb. Jadi, statusku sama si-doi nyambung kalo digabungin. Jelas dan ketara banget.
Tapi aku gak GR dulu. Dan selama 3
bulan begitu mulu. Lama-lama hatiku ke bawa juga. Yang semulanya gak suka dan
nganggep temen biasa, eh, malah suka.
Dan yang lebih parahnya lagi, ternyata temen yang sering curhat sama aku juga suka sama si-doi. Gila!!!
*Aku harus gimana ni?* kata yang selalu ku ucapkan ketika temenku akan mengawali curhatannya.
Padahal, temen yang suka sama si-doi gak cuma satu. Dan kebanyakan yang curhat sama aku. Ya Tuhan, kenapa engkau memberi hamba cobaan berat seperti ini.
Aku meletakkan tasku dan membuang badanku ke kasur untuk merebahan diri sembari berfikir. *Kenapa aku dulu terjebak di hatinya!!* batinku.
Tok tok tok
“masuk” ujarku. Krreeeekk! “sayang, makan dulu yuk! Kamu belum makan siang, mama sudah siapin makaman kesukaan kamu” ajak mama dengan nada lembut.
“nggak ah ma” meniarapkan tubuhku di kasur dan menyembunyikan kepalaku di bawah bantal. “aku ngantuk! Aku tidur dulu ya ma…”
“ya sudah, jangan lupa pakai selimutnya” saran mama. Aku hanya mangut-mangut membalasnya.
Aku tak mau tidur. Aku sebenarnya tak bisa tidur. Aku tak bisa melupakan dia. Aku hanya beralasan kepada mama seperti itu karena aku tak ingin melakukan apapun kecuali satu. Berfikir.
Tar! Jedyaaaaarrrrrr!!
Suara halilintar membangunkan lamunanku. Aku terkejut dan menutup telingaku. Aku ambil selimutku dan ku tutupi seluruh badanku dengan selimut.
Tapi setelah aku sadar. Aku bangun dari tempat tidurku. Mangambil baju baby doll-ku dan bergegas menuju ke kamar mandi. Hujan tidak menaklukkan-ku untuk tidak segera mandi.
“Sudah bangun sayang? Kok cepet bangun? Biasanya lama kalau tidur?” ujar mama ketika melihatku keluar dari kamar. “aku nggak bisa tidur ma. Panas!” jawabku sambil berlalu.
Mungkin sebagian anak menganggapku kurang ajar dan durhaka kepada orang tua karna tidak menjawab pertanyaan orang tua dengan sikap yang baik tetapi sambil berjalan begitu saja.
Hari ini cuaca begitu panas. Entah kenapa, tiba-tiba aku teringat akan dia. Si-doi pernah duduk berdapingan denganku saat aku menunggu jemputan. Teman si-doi berdiri di sampingnya. Mereka mengobrol layaknya ibu-ibu yang sedang arisan. Topiknya berbeda dan ribet menurutku.
Ternyata 3 menit kemudian, jemputanku datang. Ah, senangnya! Aku dapat terbebas darinya.
Tapi ternyata, setelah aku naik, si-doi masih tetap memperhatikan aku sampai di ujung jalan. Dan bodohnya aku, aku juga memperhatikannya. Duh!
Aku memukul jidatku sendiri dengan telapak tanganku setelah meletakkan baju di kamar mandi karna memikirkan peristiwa itu. Ternyata aku tak dapat melupakannya.
Suara tetesan showerku mengiringi suara derasnya hujan. *ternyata sudah hujan, akhirnya suhu kembali dingin lagi* batinku.
Keluar dari kamar mandi, aku bergegas masuk ke kamar. Melewati mama yang sedang membaca majalah kesukaannya. Tetapi aku berhenti di tengah jalan. Terlintas di benakku untuk mencurahkan isi hatiku kepada mama.
Aku membalikkan badan dan menghampiri mama. “ada apa? Kok tumben duduk di sebelahnya mama?” tanya mama terheran-heran.
Aku diam.
Berfikir mencari dan menyusun kata-kata untuk memberi tahu mama semuanya. “lho? Kenapa diam?” Tanya mama sekali lagi.
“em, apa jangan-jangan ada masalah di sekolahmu sampai kamu mau cerita sama mama tapi dak berani? Ada apa sayang?” ujar mama sambil menutup majalahnya dan mengalihkan perhatiannya kepadaku.
“eumm, mah. Mama waktu suka sama papa mulai kapan?” tanyaku perlahan. Mama hanya tersenyum. Sepertinya mama mengerti mengapa aku datang mendekati mama.
“anak mama mulai suka sama orang lain ya?” Aku mangut-mangut dengan perlahan. Aku malu mengatakannya pada mama. Tidak ada yang tahu perasaanku.
“nggak papa kamu suka sama lawan jenis. Itu wajar. Mama memakluminya” Mama seperti meneguhkan hatiku. Aku mulai memberanikan diri bercerita pada mama tentang semuanya.
Mama mendengarkannya dan sesekali tersenyum karena senang. Entah apa yang ada di hati mama, aku tak tahu.
Akhirnya, aku selesai bercerita pada mama. Mama diam sejenak, lalu berkata
“Sayang, menyukai lawan jenis itu wajar. Tetapi jangan kamu terjebak di dalamnya. Banyak orang yang mengenal hal itu hingga mereka terjebak sendiri di dalam lingkaran kelam itu. Sebenarnya cinta itu suci, murni dan penuh kasih sayang. Tapi, cinta bisa jadi bumerang kita untuk menuju kematian”
Aku mengerutkan dahi. Kata-kata mama mulai tidak ku mengerti, tetapi sungguh sulit ku ungkapkan. *kenapa bisa di ujung kematian?* tanyaku dalam hati.
Sepertinya mama tahu maksud expresi yang tak berbentuk ini.
“cinta itu bisa membutakan banyak orang. Sehingga kebanyakan orang tidak mau menggunakan logikanya untuk berfikir tentang cinta. Bila mereka patah hati, mereka bisa melakukan hal yang fatal untuk menyalurkan kekecewaannya. Jangan sampai hal itu terjadi padamu nak”
Aku mulai faham. Mama menasehatiku agar aku tak terjebak dalam lubang cinta.
“mengagumilah sewajarnya. Jangan berlebihan. Mama tidak melarang kamu. Tapi sebaiknya kamu fikirkan dulu baik-baik bagaimana dengan masa depan kamu” mama munutup nasehatnya dengan mengelus pelan rambutku dan meninggalkanku sendiri termenung.
Aku mulai berfikir tentang hal itu.
Dan aku mulai sedikit melupakan dia. Meskipun dia masih ada di hatiku. Aku mendengar kabar bahwa dia sedang menjalin hubungan lain dengan seorang gadis.
Aku tak menangis maupun patah hati. Ketika berita burung itu datang dan menyebar, aku tahu suatu saat akan menjadi benar berita itu. Aku tahu dari awal.
“hehf “ aku tersenyum kecil sambil menghebuskan nafas.
Aku sudah tahu. Jangan pertahankan cinta ketika cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan. Karna nasehat mama, aku tahu segalanya.
Entah sekarang berita burung itu benar atau salah. Hanya dia dan gadis itu yang tahu. Senyuman kecil menghiasi wajahku.
Dan yang lebih parahnya lagi, ternyata temen yang sering curhat sama aku juga suka sama si-doi. Gila!!!
*Aku harus gimana ni?* kata yang selalu ku ucapkan ketika temenku akan mengawali curhatannya.
Padahal, temen yang suka sama si-doi gak cuma satu. Dan kebanyakan yang curhat sama aku. Ya Tuhan, kenapa engkau memberi hamba cobaan berat seperti ini.
Aku meletakkan tasku dan membuang badanku ke kasur untuk merebahan diri sembari berfikir. *Kenapa aku dulu terjebak di hatinya!!* batinku.
Tok tok tok
“masuk” ujarku. Krreeeekk! “sayang, makan dulu yuk! Kamu belum makan siang, mama sudah siapin makaman kesukaan kamu” ajak mama dengan nada lembut.
“nggak ah ma” meniarapkan tubuhku di kasur dan menyembunyikan kepalaku di bawah bantal. “aku ngantuk! Aku tidur dulu ya ma…”
“ya sudah, jangan lupa pakai selimutnya” saran mama. Aku hanya mangut-mangut membalasnya.
Aku tak mau tidur. Aku sebenarnya tak bisa tidur. Aku tak bisa melupakan dia. Aku hanya beralasan kepada mama seperti itu karena aku tak ingin melakukan apapun kecuali satu. Berfikir.
Tar! Jedyaaaaarrrrrr!!
Suara halilintar membangunkan lamunanku. Aku terkejut dan menutup telingaku. Aku ambil selimutku dan ku tutupi seluruh badanku dengan selimut.
Tapi setelah aku sadar. Aku bangun dari tempat tidurku. Mangambil baju baby doll-ku dan bergegas menuju ke kamar mandi. Hujan tidak menaklukkan-ku untuk tidak segera mandi.
“Sudah bangun sayang? Kok cepet bangun? Biasanya lama kalau tidur?” ujar mama ketika melihatku keluar dari kamar. “aku nggak bisa tidur ma. Panas!” jawabku sambil berlalu.
Mungkin sebagian anak menganggapku kurang ajar dan durhaka kepada orang tua karna tidak menjawab pertanyaan orang tua dengan sikap yang baik tetapi sambil berjalan begitu saja.
Hari ini cuaca begitu panas. Entah kenapa, tiba-tiba aku teringat akan dia. Si-doi pernah duduk berdapingan denganku saat aku menunggu jemputan. Teman si-doi berdiri di sampingnya. Mereka mengobrol layaknya ibu-ibu yang sedang arisan. Topiknya berbeda dan ribet menurutku.
Ternyata 3 menit kemudian, jemputanku datang. Ah, senangnya! Aku dapat terbebas darinya.
Tapi ternyata, setelah aku naik, si-doi masih tetap memperhatikan aku sampai di ujung jalan. Dan bodohnya aku, aku juga memperhatikannya. Duh!
Aku memukul jidatku sendiri dengan telapak tanganku setelah meletakkan baju di kamar mandi karna memikirkan peristiwa itu. Ternyata aku tak dapat melupakannya.
Suara tetesan showerku mengiringi suara derasnya hujan. *ternyata sudah hujan, akhirnya suhu kembali dingin lagi* batinku.
Keluar dari kamar mandi, aku bergegas masuk ke kamar. Melewati mama yang sedang membaca majalah kesukaannya. Tetapi aku berhenti di tengah jalan. Terlintas di benakku untuk mencurahkan isi hatiku kepada mama.
Aku membalikkan badan dan menghampiri mama. “ada apa? Kok tumben duduk di sebelahnya mama?” tanya mama terheran-heran.
Aku diam.
Berfikir mencari dan menyusun kata-kata untuk memberi tahu mama semuanya. “lho? Kenapa diam?” Tanya mama sekali lagi.
“em, apa jangan-jangan ada masalah di sekolahmu sampai kamu mau cerita sama mama tapi dak berani? Ada apa sayang?” ujar mama sambil menutup majalahnya dan mengalihkan perhatiannya kepadaku.
“eumm, mah. Mama waktu suka sama papa mulai kapan?” tanyaku perlahan. Mama hanya tersenyum. Sepertinya mama mengerti mengapa aku datang mendekati mama.
“anak mama mulai suka sama orang lain ya?” Aku mangut-mangut dengan perlahan. Aku malu mengatakannya pada mama. Tidak ada yang tahu perasaanku.
“nggak papa kamu suka sama lawan jenis. Itu wajar. Mama memakluminya” Mama seperti meneguhkan hatiku. Aku mulai memberanikan diri bercerita pada mama tentang semuanya.
Mama mendengarkannya dan sesekali tersenyum karena senang. Entah apa yang ada di hati mama, aku tak tahu.
Akhirnya, aku selesai bercerita pada mama. Mama diam sejenak, lalu berkata
“Sayang, menyukai lawan jenis itu wajar. Tetapi jangan kamu terjebak di dalamnya. Banyak orang yang mengenal hal itu hingga mereka terjebak sendiri di dalam lingkaran kelam itu. Sebenarnya cinta itu suci, murni dan penuh kasih sayang. Tapi, cinta bisa jadi bumerang kita untuk menuju kematian”
Aku mengerutkan dahi. Kata-kata mama mulai tidak ku mengerti, tetapi sungguh sulit ku ungkapkan. *kenapa bisa di ujung kematian?* tanyaku dalam hati.
Sepertinya mama tahu maksud expresi yang tak berbentuk ini.
“cinta itu bisa membutakan banyak orang. Sehingga kebanyakan orang tidak mau menggunakan logikanya untuk berfikir tentang cinta. Bila mereka patah hati, mereka bisa melakukan hal yang fatal untuk menyalurkan kekecewaannya. Jangan sampai hal itu terjadi padamu nak”
Aku mulai faham. Mama menasehatiku agar aku tak terjebak dalam lubang cinta.
“mengagumilah sewajarnya. Jangan berlebihan. Mama tidak melarang kamu. Tapi sebaiknya kamu fikirkan dulu baik-baik bagaimana dengan masa depan kamu” mama munutup nasehatnya dengan mengelus pelan rambutku dan meninggalkanku sendiri termenung.
Aku mulai berfikir tentang hal itu.
Dan aku mulai sedikit melupakan dia. Meskipun dia masih ada di hatiku. Aku mendengar kabar bahwa dia sedang menjalin hubungan lain dengan seorang gadis.
Aku tak menangis maupun patah hati. Ketika berita burung itu datang dan menyebar, aku tahu suatu saat akan menjadi benar berita itu. Aku tahu dari awal.
“hehf “ aku tersenyum kecil sambil menghebuskan nafas.
Aku sudah tahu. Jangan pertahankan cinta ketika cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan. Karna nasehat mama, aku tahu segalanya.
Entah sekarang berita burung itu benar atau salah. Hanya dia dan gadis itu yang tahu. Senyuman kecil menghiasi wajahku.
my wonderful frienship
Judul novel : My Wonderful
Friendship
Pengarang : Salma
Rahiimi
Penerbit : DAR!Mizan
Unsur-unsur intrinsik novel
1. Tema : Persahabatan
2. Latar/setting : Rumah Kennedy, sekolah
3. Karakter tokoh :
A.
Kennedy : Baik, tidak sombong, dan
bijaksana
B.
Kannedy : Pemalas, suka membantah, dan
tomboi
C.
Carolline : Baik, suka mainan anak
laki-laki
D.
Kellie : Bijaksana
E.
Victoria : Sombong
F.
Violinna : Sabar menghadapi cobaan
G.
Vania : Super pendiam, suka
menyendiri
H.
Checill : Baik
4. Alur cerita : Kennedy dan Kannedy adalah saudara kembar yang
berbeda
karakternya.
Mereka selalu bertengkar ,dan sampai suatu saat
mereka berdua
dipisahkan.
5. Amanat : Semua manusia itu sama ,jadi jangan merendahkan
orang lain
dengan menghina derajatnya. Dan
persahabatan penting bagi
kita.
SINOPSIS
NOVEL
Pada sebuah
keluarga, terdapat anak kembar yang berbeda karakternya, yaitu Kennedy dan
Kannedy. Kennedy anak yang pandai dan patuh kepada orang tuanya, berbeda dengan
Kannedy pemalas dan suka membantah. Kennedy yang sedang belajar dihampiri
bundanya yang ingin melihat Kennedy belajar dan ingin menanyakan Kannedy
sekarang. Bunda pun mencari Kannedy yang sedang mencuri apel tetangga. Bunda
pun memarahi Kannedy dan menghukumnya tidak boleh keluar rumah.
Esoknya
disekolah ada ulangan harian IPA. Kennedy dan teman-temannya mendapatkan nilai sepuluh,
sedangkan Kannedy mendapat nilai lima. Kennedy mengadu kepada bunda bahwa
Kannedy mendapatkan nilai lima pada ulangan harian IPA. Bundanya sangat kecewa,
dan memberitahu ayah. Bunda dan ayah sangat kecewa, dan sekarang Kannedy
belajar dengan om dan tantenya. Sejak saat itu Kannedy tidak bermalas-malasan lagi.
Tetapi Kannedy masih menaruh dendam pada Kennedy.
Dikantin
sekolah Kennedy dikerjain sama Kannedy. Kennedy tersandung tali dan terjatuh.
Karena ulah Kannedy, Victoria dan checill, Kennedy menangis kesakitan. Kannedy
menganggap itu adalah kejadian yang lucu. Sungguh ketelaluan! Dirumah, Kennedy
menceritakan pada bunda apa yang telah Kannedy lakukan disekolah. Bunda kesal
dengan kelakuan Kannedy, itu sudah keterlaluan. Bunda dan ayah sudah sepakat memisahkan Kennedy dan
Kannedy, Kannedy tinggal bersama om dan tante, sedangkan Kennedy tetap bersama
ayah dan bunda. Esoknya, Kannedy berangkat kerumah om dan tante diSukabumi.
Disekolah,
Checill sahabat Victoria, memberi surat untuk Kennedy. Ternyata Checill ingin
menjadi sahabat Kennedy. Tapi Checill takut Victoria marah dengannya. Tapi
akhirnya Kennedy dan Checill sekarang bersahabat. Kini sahabat Kennedy
bertambah menjadi empat orang, Kellie, Carolline, Violinna, dan Checill.
Sepulang sekolah, mereka berlima merayakan kedatangan sahabat baru, yaitu
Checill. Mereka membuat kue bersama-sama dirumah Kennedy tanpa sepengetahuan
Checill, rencananya mereka ingin membuat kejutan untuk Checill. Acara kejutan
itu pun berjalan dengan lancar dan bahagia.
Saat dikantin,
Kennedy melihat Vania menangis tersedu-sedu. Kennedy dan sahabatnya menghampiri
Vania. Tapi Vania malah menghindar. Ternyata akhir-akhir ini Vania sedih karena
lima bulan yang lalu ayahnya meninggal dunia. Kennedy dan sahabatnya ikut sedih
dan mengajak Vania bergabung dengan mereka menjadi sahabat.
Dihari ulang tahun
Violinna, Violinna mendapat kejutan dari sahabat-sahabatnya disekolah. Kennedy,
Carolline, Checill, Kellie dan Vania memberi hadiah untuk violinna. Violinna
sangat bahagia. Saat istirahat, karena hari ini Violinna ulang tahun, Violinna
mentraktir sahabat-sahabatnya. Violinna berjanji akan membalas kebaikan
sahabat-sahabatnya selama ini.
Baru saja
kemarin Kennedy bersenang-senang dengan sahabatnya saat hari ulang tahun
Violinna. Seperti yang ayah bilang, besok Kennedy akan pergi keluar negeri
bersama ayah bundanya, dan Kennedy harus berpisah dengan sahabat-sahabatnya
dalam jangka waktu yang cukup lama. Setelah menyiapkan barang-barangnya,
Kennedy segera menuju meje komputer untuk mengirimkan e-mail kepada sahabatnya.
Keesokkan harinya, segera berangkat ke luar negeri.
Lima tahun pun
berlalu.. Tinggal satu hari lagi Kennedy akan kembali ke Indonesia. Setelah
sampai diIndonesia, Kennedy langsung pergi kesebuah tempat, yaitu tempat
sahabat-sahabatnya sering berkumpul. Ternyata mereka sedang berkumpul. Kennedy
pun segera berlari menghampirinya. Lalu, mereka pun berpelukan sambil
meneteskan air mata bahagia.
Resensi Novel
Judul Buku : CADO –CADO 3
Penulis : Ferdirva Hamzah
Penerbit : Bukune
Cetakan : 5 4 3 2
Tebal : vi + 210 halaman
Buku
ini ditulis oleh Ferdiriva Hamzah seorang dokter spesialis mata tamatan FKUI
dan saat ini menjadi dokter disebuah rumah sakit mata di Jakarta.Ia telah
menerbitkan lima buku ,Riva The Explorer: Petualangan yang mengelikan, The
Journey, CADO CADO :catatan dodol calon dokter, , CADO CADO Kuadrat :dokter muda serba salah,
CADO CADO 3 : susahnya jadi dokter muda.
Novel
ini menceritakan tentang pengalaman sang penulis ketika masa masa ko – ass di
salah satu rumah sakit.Dari mulai menghadapi petualangan praktikum didalam
kelas anak buangan,menghadapi partner ko – ass yang sedang hamil,pusingnya saat
ada ujain neurologi,dokter bedah yang gemar menyanyi,teman ko – ass yang punya
banyak rahasia,menghadapi dokter penguji paling killer, suster galak,kematian
dokter senior yang baik,sampai salah tingkah menghadapi nenek ganjen.Tapi
ternyata,dibalik kesusahan dokter muda, selalu saja ada pengalaman seru.
Keunggulan
dari novel ini,sampul bukunya yang menarik,banyak berisi tentang ilmu seputar
dokter yang mungkin orang umum tidak tau,banyak budaya yang dari daerah
Sumatra, dan mengandung banyak pesan moral.
Kekurangan
dari buku ini,banyak bahasa yang susah dicerna oleh masyarakat awam, bahasanya
tidak terlalu baku dan banyak kata kata yang kurang baik.
Menurut
saya, buku ini sangat cocok dibaca oleh masyarakat yang ingin bercita –cita
menjadi dokter dan menginginkan hiburan bacaan diwaktu regang .Karena banyak
manfaat yang bisa kita ambil dari buku ini.Dan juga buku ini sangat menghibur
karena gambar nya yang unik dan ceritanya yang lucu.
Langganan:
Postingan (Atom)